blogger
Kala Pagi dan Sore Menyapa
Oleh: Ustadz Abu Bakar bin Muhammad Ali al-Atsari
Dari Abdulloh bin Mas’ud berkata: Nabi jika masuk waktu sore berdo’a: “Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Alloh, segala puji kepunyaan Alloh, tidak ada sesembahan (yang haq) selain Alloh Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.” -Hasan bin Ubaidillah (salah seorang rowi hadits) mengatakan: aku mengira Ibrohim bin Suwaid (gurunya) meriwayatkan di dalamnya-: “Bagi-Nya kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Robbku, aku memohon kebaikan apa-apa yang ada pada malam ini dan kebaikan sesudahnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan malam ini dan kejelekan setelahnya. Ya Robbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan masa tua. Ya Robbku, aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka dan adzab kubur. ” Jika memasuki waktu pagi Nabi juga berdo’a: “Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Alloh, segala puji kepunyaan Alloh, tidak ada sesembahan (yang haq) selain Alloh Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Robbku, aku memohon kebaikan apa-apa yang ada hari ini dan kebaikan setelahnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan hari ini dan kejelekan setelahnya. Ya Robbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan masa tua. Ya Robbku, aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka dan adzab kubur.” (1)
عَنْ عَبْدِ اللّٰـهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ إِذَا أَمْسَى قَالَ: « أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْـمُلْكُ لِلّٰـهِ والْحَمْدُ لِلّٰـهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلَّا اللّٰـهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ » - أَرَاهُ قَالَ فِيْهَا -: « لَهُ الْـمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ، رَبِّ! أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّمَا بَعْدَهَا، رَبِّ! أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ! أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ وَعَذَابِ اْلقَبْرِ» وَإِذَا أَصْبَحَ قَالَ ذٰلِكَ أَيْضًا: « أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْـمُلْكُ لِلّٰـهِ والْحَمْدُ لِلّٰـهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلَّا اللّٰـهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْـمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ! أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا اْليَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذَا اْليَوْمِ وَشَرِّمَا بَعْدَهُ، رَبِّ! أَعُوْذُ بِكَ مِنَ اْلكَسَلِ وَسُوْءِ اْلِكبَرِ، رَبِّ! أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ وَعَذَابِ اْلقَبْر
Dari Abdulloh bin Mas’ud berkata: Nabi jika masuk waktu sore berdo’a: “Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Alloh, segala puji kepunyaan Alloh, tidak ada sesembahan (yang haq) selain Alloh Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.” -Hasan bin Ubaidillah (salah seorang rowi hadits) mengatakan: aku mengira Ibrohim bin Suwaid (gurunya) meriwayatkan di dalamnya-: “Bagi-Nya kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Robbku, aku memohon kebaikan apa-apa yang ada pada malam ini dan kebaikan sesudahnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan malam ini dan kejelekan setelahnya. Ya Robbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan masa tua. Ya Robbku, aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka dan adzab kubur. ” Jika memasuki waktu pagi Nabi juga berdo’a: “Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Alloh, segala puji kepunyaan Alloh, tidak ada sesembahan (yang haq) selain Alloh Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Robbku, aku memohon kebaikan apa-apa yang ada hari ini dan kebaikan setelahnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan hari ini dan kejelekan setelahnya. Ya Robbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan masa tua. Ya Robbku, aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka dan adzab kubur.” (1)
Makna Mufrodat
- أَمْسَيْنَا (Kami memasuki waktu sore)/ أَصْبَحْنَا (Kami memasuki waktu pagi)
Yang dimaksud: “Petang adalah awal dari suatu malam, sedangkan pagi adalah adalah awal dari siang hari. Adapun waktu dzikir sore/petang hari adalah setelah Ashar sampai Maghrib sampai berlalunya sepertiga malam atau pertengahan malam, sedangkan dzikir-dzikir pagi hari dibaca mulai terbitnya fajar sampai posisi matahari di sebelah timur sama dengan posisinya di sebelah barat tatkala waktu Ashar.” (Futuhat ar-Robbaniyyah 1/662)
- أَمْسَيْنَا (Kami memasuki waktu sore)/ أَصْبَحْنَا (Kami memasuki waktu pagi)
Yang dimaksud: “Petang adalah awal dari suatu malam, sedangkan pagi adalah adalah awal dari siang hari. Adapun waktu dzikir sore/petang hari adalah setelah Ashar sampai Maghrib sampai berlalunya sepertiga malam atau pertengahan malam, sedangkan dzikir-dzikir pagi hari dibaca mulai terbitnya fajar sampai posisi matahari di sebelah timur sama dengan posisinya di sebelah barat tatkala waktu Ashar.” (Futuhat ar-Robbaniyyah 1/662)
- أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْـمُلْكُ لِلّٰـهِ / أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْـمُلْكُ لِلّٰـهِ والْحَمْدُ لِلّٰـهِ وَلَا إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰـهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
maknanya kita memasuki waktu sore atau pagi yang mana kerajaan, pujian, dan ibadah senantiasa hanya bagi Alloh semata, bukan untuk yang lain. (Lihat Tuhfatul Ahwadzi 9/235)
- لَهُ الْـمُلْكُ (Bagi-Nya kerajaan)
maknanya Dialah yang mengatur semua makhluk sesuai yang Dia kehendaki dan Dia tidak digugat karena hukum-Nya dan tidak pula ditanya tentang apa yang Dia perbuat karena keperkasaan, hikmah, dan keadilan-Nya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/418)
- مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ / اْليَوْمِ (Apa-apa yang ada pada malam/hari ini)
Yaitu dari apa-apa yang Alloh kehendaki akan terjadi di malam/hari ini terhadap makhluk-makhluk-Nya baik lahir (nampak) maupun batin (tersembunyi) serta dari kebaikan-kebaikan yang Alloh kehendaki terjadinya pada malam atau hari ini dari ibadah yang diperintahkan di dalamnya. (Lihat Mirqotul Mafatih 4/1651)
- اْلكَسَلِ (Kemalasan)
maknanya merasa berat melaksanakan ketaatan padahal ia mampu mengerjakannya.
- وَسُوْءِ اْلِكبَرِ (Dan kejelekan masa tua)
artinya dikembalikannya kita menjadi pikun karena hal tersebut akan menghilangkan tujuan dari suatu kehidupan yaitu berilmu dan beramal disebabkan hilangnya akal. (Lihat al-Ikmal al-Mu’lim bi Fawa’idil Muslim 8/217, al-Mirqoh 4/1651)
Kandungan Do’a Ini :
1. Penetapan waktu pagi dalam istilah syar’i yaitu mulai terbitnya fajar, bukan dari jam 12.00 malam; karena hal ini akan berimplikasi pada hukum-hukum syar’i yang lain.
2. Bahwasanya semua perkara baik dan buruk berada di tangan Alloh.
3. Disyari’atkan meminta kebaikan di semua waktu dan berlindung dari semua kejelekan.
4. Bolehnya bertawassul dengan Asma’ (Nama) dan Sifat Alloh .
5. Bolehnya bertawassul dengan menampakkan rasa butuh dan berhajat kepada Alloh.
6. Bolehnya bertawassul dengan kalimat tauhid لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰـهُ :
7. Anjuran berlindung dari sifat malas dan jeleknya masa tua.
8. Anjuran memohon kebaikan di masa tua.
9. Penetapan adanya adzab kubur.
10. Penetapan salah satu nama Alloh yaitu اَلْـمَلِكُ (Raja).
__________________________________________________
(1) HR. Muslim kitab Adz Zikru Wad Du’a, bab fil Ad’iyah no.2723, Abu Dawud kitab Al Adab, bab Ma Yaqulu idza Asbaha no.5071, At-Tirmidzi kitab Ad Da’awaat, bab Ma Jaa’a fid Du’ai idza Asbaha wa idza Amsa no 3390.
- لَهُ الْـمُلْكُ (Bagi-Nya kerajaan)
maknanya Dialah yang mengatur semua makhluk sesuai yang Dia kehendaki dan Dia tidak digugat karena hukum-Nya dan tidak pula ditanya tentang apa yang Dia perbuat karena keperkasaan, hikmah, dan keadilan-Nya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/418)
- مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ / اْليَوْمِ (Apa-apa yang ada pada malam/hari ini)
Yaitu dari apa-apa yang Alloh kehendaki akan terjadi di malam/hari ini terhadap makhluk-makhluk-Nya baik lahir (nampak) maupun batin (tersembunyi) serta dari kebaikan-kebaikan yang Alloh kehendaki terjadinya pada malam atau hari ini dari ibadah yang diperintahkan di dalamnya. (Lihat Mirqotul Mafatih 4/1651)
- اْلكَسَلِ (Kemalasan)
maknanya merasa berat melaksanakan ketaatan padahal ia mampu mengerjakannya.
- وَسُوْءِ اْلِكبَرِ (Dan kejelekan masa tua)
artinya dikembalikannya kita menjadi pikun karena hal tersebut akan menghilangkan tujuan dari suatu kehidupan yaitu berilmu dan beramal disebabkan hilangnya akal. (Lihat al-Ikmal al-Mu’lim bi Fawa’idil Muslim 8/217, al-Mirqoh 4/1651)
Kandungan Do’a Ini :
1. Penetapan waktu pagi dalam istilah syar’i yaitu mulai terbitnya fajar, bukan dari jam 12.00 malam; karena hal ini akan berimplikasi pada hukum-hukum syar’i yang lain.
2. Bahwasanya semua perkara baik dan buruk berada di tangan Alloh.
3. Disyari’atkan meminta kebaikan di semua waktu dan berlindung dari semua kejelekan.
4. Bolehnya bertawassul dengan Asma’ (Nama) dan Sifat Alloh .
5. Bolehnya bertawassul dengan menampakkan rasa butuh dan berhajat kepada Alloh.
6. Bolehnya bertawassul dengan kalimat tauhid لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰـهُ :
7. Anjuran berlindung dari sifat malas dan jeleknya masa tua.
8. Anjuran memohon kebaikan di masa tua.
9. Penetapan adanya adzab kubur.
10. Penetapan salah satu nama Alloh yaitu اَلْـمَلِكُ (Raja).
__________________________________________________
(1) HR. Muslim kitab Adz Zikru Wad Du’a, bab fil Ad’iyah no.2723, Abu Dawud kitab Al Adab, bab Ma Yaqulu idza Asbaha no.5071, At-Tirmidzi kitab Ad Da’awaat, bab Ma Jaa’a fid Du’ai idza Asbaha wa idza Amsa no 3390.
Via
blogger
Posting Komentar