blogger
Sedikit melebar, film horor di Indonesia 99,999% lebih masuk sebagai film mesum daripada film horor. Benar tidaknya silakan pembaca menilai sendiri. Kenapa tidak dicekal, tak lain dan tak bukan karena bukanlah Islam sebagai sumber hukumnya melainkan yang lain. Hal ini mengakibatkan kendornya peraturan yang sejatinya dalam Islam hal itu harus dihentikan namun justru diluluskan dari sensor.
Sama halnya dengan iklan. Tak sedikit iklan yang berunsurkan mesum dinyatakan layak tayang. Salah satu iklan yang meresahkan adalah kondom dan sejenisnya. Tentu hal ini tak layak jika ditonton oleh rakyat Indonesia terutama kaum Muslimin. Promosi kondom di televisi dan yang menonton tak dipungkiri anak-anak atau remaja.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2014/03/17/29533/suara-pembaca-iklan-makanan-berisi-konten-mesum-mie-sedaaap/#sthash.BVrs1U28.dpuf
Iklan Makanan Berisi Konten Mesum 'Mie Sedaaap'
Suara Pembaca: Iklan Makanan Berisi Konten Mesum 'Mie Sedaaap'
Media sebagai salah satu tempat untuk promosi menjadi bagian penting dalam menghipnotis konsumen. Silih berganti media semakin bergeliat dan semakin beringas. Maksudnya adalah semakin mudahnya akses konsumen untuk mengakses menyebabkan media pun semakin aktif memanfaatkan momen itu. Iklan baik di koran mau pun televisi seolah mendapatkan angin segar. Entah lembaga sensor berpedoman pada Islam atau sumber hukum lain tentu menjadi pertanyaan menarik.
Sedikit melebar, film horor di Indonesia 99,999% lebih masuk sebagai film mesum daripada film horor. Benar tidaknya silakan pembaca menilai sendiri. Kenapa tidak dicekal, tak lain dan tak bukan karena bukanlah Islam sebagai sumber hukumnya melainkan yang lain. Hal ini mengakibatkan kendornya peraturan yang sejatinya dalam Islam hal itu harus dihentikan namun justru diluluskan dari sensor.
Sama halnya dengan iklan. Tak sedikit iklan yang berunsurkan mesum dinyatakan layak tayang. Salah satu iklan yang meresahkan adalah kondom dan sejenisnya. Tentu hal ini tak layak jika ditonton oleh rakyat Indonesia terutama kaum Muslimin. Promosi kondom di televisi dan yang menonton tak dipungkiri anak-anak atau remaja.
Lain daripada itu, ada pula iklan yang tak ada hubungannya dengan konten dewasa tapi justru disisipi dengan koonten dewasa. Jika iklan dewasa mungkin sudah diatur waktu tayangnya yakni malam hari mendekati tengah malam, namun berbeda dengan iklan makanan. Sebut saja iklan "Mie Sedaap Krispi". Iklan ini tentu berisikan iklan tentang makanan namun konten didalamnya berisikan penari latar yang mengenakan pakaian ala kadarnya.
Terang saja meresahkan, ada penari latar yang mengenakan pakaian minim bahkan pusarnya terlihat dan pahanya dipamerkan serta menari striptis. Berbeda dengan iklan dewasa yang jelas jam tayangnya, iklan makanan tentu waktu tayangnya ketika semua umur melihatnya. Iklan makanan pun sekarang menjadi ajang merusak generasi bangsa.
Alangkah tidak logisnya iklan seperti itu diluluskan sensor. Iklan makanan tapi bernuansa mesum. Wajar jika Indonesia silih berganti dihantam oleh bencana karena penghuninya sendiri yang ingin diberikan peringatan keras. Semoga menjadi bahan perenungan bagi insan televisi bahwasanya umat Islam butuh acara televisi yang mendidik untuk kebaikan bukan mendidik untuk masuk neraka.
Penulis:
@Bung_Destur
Jogja Berhati Islami
kemelutmalam@gmail.com
Alangkah tidak logisnya iklan seperti itu diluluskan sensor. Iklan makanan tapi bernuansa mesum. Wajar jika Indonesia silih berganti dihantam oleh bencana karena penghuninya sendiri yang ingin diberikan peringatan keras. Semoga menjadi bahan perenungan bagi insan televisi bahwasanya umat Islam butuh acara televisi yang mendidik untuk kebaikan bukan mendidik untuk masuk neraka.
Penulis:
@Bung_Destur
Jogja Berhati Islami
kemelutmalam@gmail.com
Via
blogger
Posting Komentar