blogger
Asal sukses dan kebahagiaan
Lihatlah sekeliling anda, apakah
orang paling sukses yang anda kenal adalah mereka memiliki otak paling cerdas
atau memiliki keahlian yang paling banyak? Apakah orang yang paling bahagia dan
mendapatkan kegembiraan hidup berfikir jauh lebih pintar daripada orang lain
yang anda kenal? Kalau anda berfikir sejenak, kemungkinan besar anda akan
mengatakan bahwa orang yang paling sukses dan paling menikmati kehidupan adalah
mereka yang punya “cara khusus” ketika berurusan dengan orang lain.
Mengapa 90% orang gagaldalah hidup?
- Institute Teknologi Carnegie telah menganalisis 10.000 orang dan sampai pada kesimpulan 15% kesuksesan orang-orang tersebut ternyata tercapai berkat latihan teknik,otak,dan keterampilan dalam pekerjaan, sedangkan 85% lainnya sukses berkat factor kepribadian dan kemampuan mereka yang baik dalam berurusan dengan orang lain.
Ketika sebuah biro bimbingan di Universitas
Harvard melakukan penelitian terhadap ribuan pria dan wanita yang telah
dipecat dari pekerjaannya, mereka mendapatkan kesimpulan bahwa kebanyakan dari
mereka dipecat karena kegagalan berurusan dengan orang lain dibandingkan mereka
kehilangan pekerjaan karena gagal melakukan pekerjaan dengan baik.
- Bahkan presentase lebih tinggi dalam sebuah penelitian dilaporkan oleh Dr.Albert Edward Wiggam. Menurut penelitiannya dari 4.000 orang yang kehilangan pekerjaan dalam satu tahun, hanya 10% atau 400% orang diberhentikan dari pekerjaannya karena tidak bias melakukan pekerjaan, sedangkan 90% atau 3.600 orang diantara mereka kehilangan pekerjaannya karena mereka tidak mengembangkan kepribadian yang memungkinkan mampu berurusan dengan orang lain secara baik.
Contoh kecil yang ada diindonesia
saat ini saya contohkan ke perusahaan FIF di wilayah Muara bungo, mereka
menghubungi pelanggan yang mempunyai hutang/kredit secara pandangan ilmu saya yang
dangkal ini saya menilai mereka tidaklah professional, karena dengan kurang
ramahnya dan masih menggunakan bahasa daerah TOTOK, bahkan mereka tidak
segan-segan menanyakan tentang status pekerjaan dll, serta menyuruh memastikan
dengan tegas kapan bias sipelanggan ini membayar sebelum jatuh tempo.
Pengalaman diatas saya alami
sendiri karena kebetulan saya masih memiliki tanggungan beban kurang 4 bulan
lagi, dan mereka melakukan seperti itu tidak merasa siapa dan bagaimana
menyingkapi pembicaraan yang baik terhadap orang lain maupun pelanggan mereka
sendiri.
Wajar dan sangat wajar karena
saya rasa pengalaman mereka juga kurang mumpuni dan butuh belajar lebih jauh
dari sebuah kritikan dari orang lain.
Demikian artikel ini yang mungkin
dapat saya sampaikan saat ini, Insya Allah kedepannya dapat kita perluas kembali
artian dan peraturan yang baik dalam menyingkapi bagaimana kita membangun usaha
maupun pekerjaan kita dengan baik dan 99 sempurna.
Salam sukses untuk semua.
Via
blogger
Posting Komentar